Kamis, 05 Januari 2012

Veterinary Care & Concern

Dalam melaksanakan program kerjanya Badah Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewah UNUD (BEM FKH-UNUD) melaksanakan kegiatan Veterinary Care & Concern. Acara ini dilaksanakan untuk memberikan bantuan kepada anak-anak SLB N B PTN Jimbaran. Penggalangan bantuan dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2011 hingga 4 Januari 2012 dan selanjutnya dilaksanakan penyerahan bantuan pada tanggal 5 Januari 2012, bertempat di SLB N B PTN Jimbaran. Bantuan berasal dari civitas akademika FKH UNUD, yakni dari Dosen dan Mahasiswa FKH UNUD. Bantuan yang diserahkan berupa alat-alat tulis (296 buah buku tulis, lebih dari 200 tas mini, pensil, pulpen) dan alat-alat kebersihan untuk sekolah.
Selain meyerahkan bantuan, mahasiswa FKH UNUD juga melaksanakan program sosialisasi pemeliharaan anjing dan rabies serta pengenalan satwa liar bagi para siswa SLB N N PTN Jimbaran. Mahasiswa yang tergabung dalam Minat dan Profesi (Minfro) SULUH memberikan sosialisasi tentang rabies dan pemeliharaan anjing kepada sekitar 100 siswa TK dan SD. Sedangkan Rotchildi (Minfro Satwa Liar FKH UNUD) memberikan tentang pengenalan satwa liar bagi siswa SMP dan SMA. Awalnya terdapat kesulitan untuk mengkomunikasikan materi, karena sebagian siswa adalah tuna rungu dan tuna grahita. “But, “Silence is not barrier”, tim sosialisasi dibantu oleh guru-guru untuk menerjemahkan apa yang kami sampaikan ke dalam bahasa isyarat. Meskipun memiliki kekurangan, siswa SLB N B PTN adalah siswa-siswa berprestasi, terbukti beberapa siswanya baru datang dari India. Mereka berkesempatan memperkenalkan kebudayaan Indonesia, khususnya tarian Bali di India. Dan kami merasa sangat beruntung karena 6 orang siswa bersedia menari saat acara pembukaan saat penyerahan bantuan dilaksanakan. Bahkan, beberapa dari mereka dengan cekatan mengajari kami bahasa isyarat.
Tak hanya itu, kami juga melaksanakan lomba mewarnai dan menggambar bagi siswa TK dan SD, dan beberapa games (lomba membawa kelereng, balon berpasangan, lari estapet sambil membawa air) bagi siswa SMP dan SMA. Penuh kemeriahan dan canda. Seperti yang menjadi tujuan kami, berbagi kebahagian bersama mereka. 
Pendidikan merupakan hak bagi seluruh warga Indonesia. SLB N B PTN Jimbaran merupakan satu sekolah yang berhasil memberikan pendidikan bagi anak-anak Indonesia yang memiliki kekurangan. 
Dari bagian humas SLB N B PTN Jimbaran menyampaikan informasi bahwa sekolah kini telah menyediakan fasilitas bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus. Sehingga jika ada anak-anak yang berkebutuhan khusus dapat datang ke sekolah dan mengurus administrasi untuk dapat bersekolah di SLB N B PTN Jimbaran. Rasa terimakasih yang mendalam kami ucapkan bagi seluruh dosen dan mahasiswa FKH UNUD yang telah berpartisipasi dan memberikan bantuannya. Semoga kita selalu bisa berbagi kebahagian dengan sesama. Salam vetro… \m/ ^^



Rabu, 14 September 2011

ASAM MANIS KERSOS KESWAN FKH 2011


Nyuntik sekali dapat salak, Nyuntik dua kali  dapat duren, Nyuntik tiga kali dapat buah coklat dan semoga nyuntik yang keempat kali dapat mantu”

            Itulah seklumit kisah yang dialami oleh panitia dan peserta Kersos Keswan yang diadakan BEM FKH Unud. Kegiatan wajib yang untuk tahun ini diadakan  di Desa Petang, Kecamatan Petang Kabupaten Badung ini bertujuan memberikan pelayanan kesehatan hewan gratis kepada masyarakat peternak. 
Kegiatan ini diketuai oleh I Putu Gede Hendra Pradipta, mahasiswa FKH angkatan 2008. Beranggotakan  91 peseta (dari mahasiswa 2008) yang dibantu oleh 50 panita pelaksana (dari mahasiswa 2009 dan 2010) membuat kegiatan ini semakin semarak. Selain itu juga kegiatan ini didukung dan didampingi oleh beberapa senior dari angkatan sebelumnya serta 5 orang dosen pembimbing. Kelima dosen tersebut diantaranya drh. I Wayan Sudira, M.Si, Dr. drh. I Nyoman Suartha, M.Si, drh. I Ketut Budiasa, MP, drh. I Wayan Bebas, M.Kes, dan drh. I Wayan Wirata.
Kegiatan kerja sosial kesehatan hewan ini dilaksanakan selama 4 hari (dari tanggal 25-28 Juli 2011) dengan tema “Menjadi Profesional Muda di Masyarakat Dengan Semangat  dan Kecintaan Profesi Dokter Hewan“. Adapun kegiatan- kegiatan yang dilakukan dalam Kersos Keswan ini diantaranya pelayanan kesehatan hewan yang meliputi pemberian vitamin, obat cacing, spraying pada ternak (khusus sapi), dan pelaksanaan penyuluhan mengenai manajemen pemeliharaan babi.
Sebelum Kersos Keswan diadakan, pembekalan materi yang dilaksanakan pada tanggal 20 Juli 2011 bertempat di ruang kuliah lantai IV. Pembekalan ini dibuka langsung oleh Dekan fakultas kedokteran hewan, Prof. Dr. Drh I Made Damriyasa, MS. Materi yang diberikan pada saat pembekalan ini terkait dengan situasi dan potensi ternak di desa petang, teknik restrain atau handling pada ternak besar seperti sapi dan babi, serta aplikasi obat di lapangan.  Pemateri pada pembekalan ini diantaranya bapak Nyoman Widia (Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kab. Badung), ibu Drh. Ari ( perwakilan UPT Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kab. Badung Cab. Petang ), drh. I Wayan Sudira, M.Si , dan Dr. drh I Wayan Batan, MS.
Pada tanggal 25 juli 2011 , kegiatan kersos keswan dimulai. Para peserta berangkat menuju lokasi kegiatan dengan menggunakan bis unud. Lama perjalanan menuju Desa Petang kurang lebih 1 jam  dari Denpasar. Setelah tiba di lokasi peserta melakukan upacara pembukaan. Setelah upacara pembukaan peserta dibagi ke dalam 3 kelompok yang masing-masing  kelompok  menempati 1 pos . pos-pos tersebut terletak di Br. Petang Kelod, Br. Kerta, dan SD No 3 Petang di  Br. Lipah. Sore harinya diadakan penjajakan atau sosialisasi pemberitahuan akan diadakanya kegiatan pelayanan kesehatan hewan keesokan harinya.
Selasa, 26 juli 2011 para peserta sudah siap tempur untuk melakukan pelayanan kesehatan hewan. Para peserta secara door to door menuju rumah warga. Selain ke rumah warga, peserta juga melakukan  pelayanan ke kebun-kebun warga. Perjalanan jauh menyusuri sawah, sungai, bukit dan lembah dilakukan demi suksesnya pelaksanaan kersos keswan. Malam harinya dilakukan penyuluhan mengenai manajemen babi yang dibawakan oleh Drh. I Wayan Sudira M.Si bertempat di Wantilan Kantor Camat Petang,
Keesokan harinya pelayanan kesehatan hewan dilanjutkan di tempat-tempat yang belum dijangkau pada kemarin harinya. kegiatan ini juga dilakukan di desa sebelah yaitu Desa Sulangai. Setelah mendapat ijin dari Perbekel setempat dan diantar oleh kelian banjar peserta melakukan kegiatan pelayanan kesehatan hewan hingga sore hari. Malam nya diadakan malam keakraban  sekaligus penutupan kegiatan. Pada acara ini dihadiri oleh Bapak PD III FKH Unud, Bapak Sekcam. Perwaskilan dari Koramil, Perwakilan dari Polsek, bapak bendesa adat petang, dan perwakilan dari UPT DINAS PPK. Acara ini diawali dengan laporan ketua panitia, diteruskan dengan sambutan-sambutan.  Kemudian ditampilkan tari cendrawasih oleh panitia yang dilanjutkan pemutaran film documenter mengenai kegiatan kersos keswan. Acara terakhir ditampilkan berbagai atraksi dari masing-masing pos. pos 1 menampilkan SM!SH yaitu SM*SH versi Mahasiswa FKH, Pos 2 dengan kolaborasi lagu-lagu daerah di Indonesia, dan Pos 3 dengan nyanyian acousticnya. Untuk lebih mengakrabkan peserta malam harinya diadakan sesi foto bersama.
Tepat pada hari kamis tanggal 28 Juli 2011 Pkl. 11.00 WITA, peserta pergi meninggalkan tempat kegiatan dengan perasaan gembira.

Rabu, 03 Agustus 2011

STOPP RABIES DI BALI !!!

Dalam rangkaian peringatan World Veterinary Day (WVD), Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana melaksanakan serangkaian kegiatan. Salah satuna adalah Sosialisasi dan Mobilisasi Penanggulangan Rabies. Desa Sukawana, Kabupaten Bangli menjadi satu tempat tujuan Tim Sosialisasi dan Mobilisasi Penaggulangan Rabies Fakultas Kedokteran Hewan(FKH) UNUD. Anggota Tim bukan hanya berasal dari FKH UNUD tetapi juga  PENGMAS BEM Fakultas Kedokteran (FK)UNUD. Ini pertamakalinya kerjasama dengan konsep OWOH (One World One Health) diaplikasikan oleh kedua fakultas. “Kebersamaan Suatu Tindakan” merupakan tema besar dalam kegiatan ini, dimana berupa himbauan untuk bersama-saman menanggulangi penyakit rabies. Dimana seperti yang kita ketahui,  profesi dokter umum dan dokter hewan memiliki tujuan yang sama yakni mensejahterakan kehidupan manusia. Sehingga jalinan komunikasi dan kerjasama ini sudah seharusnya  dimulai sedini mungkin, misalnya ketika duduk di bangku perkulihan.
Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 30 April 2011, bertepatan hari peringatan “World Veterinary Years“ yang dilaksanakan kalangan veteriner diseluruh dunia.  Dipilihnya Desa Sukawana karena merupakan satu desa yang menjadi habitat alami (kawitanan) anjing Kintamani Bali yang telah diakui secara Internasional.  Terdapat 5 Banjar yang terdapat di desa Sukawana yang menjadi sasaran dalam kegiatan Sosialisasi dan Mobilisasi Rabies.  Banjar tersebut yakni, Kuum, Paketan, Kubu Salya, Lateng dan Kuta Dalem. Adanya rabies di Bali tentu mengancam keberadaan anjing kintamani, untuk itu perlu dilakukan sosialisasi guna pencegahan penularan rabies  lebih lanjut.
Kondisi cuaca yang tidak menentu tidak menyurutkan langkan Tim Sosialisasi dan Mobilisasi Rabies. Sambutan hangat didapat dari Kepala Dinas Peternakan Perikanan Darat  Kabupaten Bangli, Kabid Keswan Dinas Peternakan Perikanan Darat  Kabupaten Bangli , Kepala Desa Sukawana dan juga masyarakat yang antusias dengan kegiatan Sosialisasi dan mobilisasi. Ini terbukti dengan kehadiran Bapak Dinas Peternakan Perikanan Darat  Kabupaten Bangli beserta jajarannya dalam pembukaan acara Sosialisasi dan Mobilisasi. Kegiatan dilaksanakan secara serempak oleh Tim dengan terjun langsung ke masing-masing banjar. Selain warga masyarakat yang ada di banjar, anak-anak usia sekolah dasar (SD) juga tak  luput dari sosialisasi. Sekolah Dasar yang sempat mendapatkan sosialisasi adalah SDN 1 Sukawana, SDN 2 Sukawana  dan SDN 4 Sukawana. Penanaman mengenai pencegahan dan penanggulangan rabies sedini mungkin sangat penting.
Metode penyampaian sosialisasi bagi warga masyarakat banjar berbeda  dengan metode penyampaian bagi anak SD. Penyampaian pada warga masyarakat dilakukan dengan persentasi dan pemutaran video sedangkan di SD penyampaian informasi dengan menggunakan media gambar berwarna sehingga lebih menarik. Dalam kesempatan tersebut warga masyarakat menyampaikan keluhannya tentang sulitnya mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) di puskesmas maupun rumah Sakit di dekat Desa ketika terjadi kasus gigitan.
Mobilisasi dilakukan dengan metode “door  to door” yakni langsung berkunjung ke rumah warga dengan berbekal quisioner  yang berisikan pertanyaan seputar rabies. Beberapa warga belum memahami rabies secara baik, tetapi dengan cekatan anggota Tim yang bertugas akan membantu  memperjelas dan memahami tentang rabies. Dari hasil keseluruhan kuisioner yang disebar tingkat pengetahuan warga mengenai rabies cukup baik. Diharapkan kegiatan-kegiatan serupa dapat terus berlanjut  dan mendapat dukungan positif dari pemerintah, sehingga Bali  “BEBAS RABIES” bukan hanya menjadi selogan untuk mendongkrak popularitas  semata