Rabu, 03 Agustus 2011

STOPP RABIES DI BALI !!!

Dalam rangkaian peringatan World Veterinary Day (WVD), Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana melaksanakan serangkaian kegiatan. Salah satuna adalah Sosialisasi dan Mobilisasi Penanggulangan Rabies. Desa Sukawana, Kabupaten Bangli menjadi satu tempat tujuan Tim Sosialisasi dan Mobilisasi Penaggulangan Rabies Fakultas Kedokteran Hewan(FKH) UNUD. Anggota Tim bukan hanya berasal dari FKH UNUD tetapi juga  PENGMAS BEM Fakultas Kedokteran (FK)UNUD. Ini pertamakalinya kerjasama dengan konsep OWOH (One World One Health) diaplikasikan oleh kedua fakultas. “Kebersamaan Suatu Tindakan” merupakan tema besar dalam kegiatan ini, dimana berupa himbauan untuk bersama-saman menanggulangi penyakit rabies. Dimana seperti yang kita ketahui,  profesi dokter umum dan dokter hewan memiliki tujuan yang sama yakni mensejahterakan kehidupan manusia. Sehingga jalinan komunikasi dan kerjasama ini sudah seharusnya  dimulai sedini mungkin, misalnya ketika duduk di bangku perkulihan.
Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 30 April 2011, bertepatan hari peringatan “World Veterinary Years“ yang dilaksanakan kalangan veteriner diseluruh dunia.  Dipilihnya Desa Sukawana karena merupakan satu desa yang menjadi habitat alami (kawitanan) anjing Kintamani Bali yang telah diakui secara Internasional.  Terdapat 5 Banjar yang terdapat di desa Sukawana yang menjadi sasaran dalam kegiatan Sosialisasi dan Mobilisasi Rabies.  Banjar tersebut yakni, Kuum, Paketan, Kubu Salya, Lateng dan Kuta Dalem. Adanya rabies di Bali tentu mengancam keberadaan anjing kintamani, untuk itu perlu dilakukan sosialisasi guna pencegahan penularan rabies  lebih lanjut.
Kondisi cuaca yang tidak menentu tidak menyurutkan langkan Tim Sosialisasi dan Mobilisasi Rabies. Sambutan hangat didapat dari Kepala Dinas Peternakan Perikanan Darat  Kabupaten Bangli, Kabid Keswan Dinas Peternakan Perikanan Darat  Kabupaten Bangli , Kepala Desa Sukawana dan juga masyarakat yang antusias dengan kegiatan Sosialisasi dan mobilisasi. Ini terbukti dengan kehadiran Bapak Dinas Peternakan Perikanan Darat  Kabupaten Bangli beserta jajarannya dalam pembukaan acara Sosialisasi dan Mobilisasi. Kegiatan dilaksanakan secara serempak oleh Tim dengan terjun langsung ke masing-masing banjar. Selain warga masyarakat yang ada di banjar, anak-anak usia sekolah dasar (SD) juga tak  luput dari sosialisasi. Sekolah Dasar yang sempat mendapatkan sosialisasi adalah SDN 1 Sukawana, SDN 2 Sukawana  dan SDN 4 Sukawana. Penanaman mengenai pencegahan dan penanggulangan rabies sedini mungkin sangat penting.
Metode penyampaian sosialisasi bagi warga masyarakat banjar berbeda  dengan metode penyampaian bagi anak SD. Penyampaian pada warga masyarakat dilakukan dengan persentasi dan pemutaran video sedangkan di SD penyampaian informasi dengan menggunakan media gambar berwarna sehingga lebih menarik. Dalam kesempatan tersebut warga masyarakat menyampaikan keluhannya tentang sulitnya mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) di puskesmas maupun rumah Sakit di dekat Desa ketika terjadi kasus gigitan.
Mobilisasi dilakukan dengan metode “door  to door” yakni langsung berkunjung ke rumah warga dengan berbekal quisioner  yang berisikan pertanyaan seputar rabies. Beberapa warga belum memahami rabies secara baik, tetapi dengan cekatan anggota Tim yang bertugas akan membantu  memperjelas dan memahami tentang rabies. Dari hasil keseluruhan kuisioner yang disebar tingkat pengetahuan warga mengenai rabies cukup baik. Diharapkan kegiatan-kegiatan serupa dapat terus berlanjut  dan mendapat dukungan positif dari pemerintah, sehingga Bali  “BEBAS RABIES” bukan hanya menjadi selogan untuk mendongkrak popularitas  semata